NESYA PUSPITA PUTRI

Wednesday 22 May 2013

LITLE STAR

Gadis kecil itu duduk sambil menatap kearah lapangan sekolahnya dengan mata biji almondnya yang berbinar. Gadis berumur sepuluh tahun ini masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas lima. Gadis yang memiliki postur badan langsing ini biasa dipanggil Natly.
“hey ly, ngapain liat-liat kita?” teriak seorang pria bertubuh besar yang memang berada dipinggir lapangan.
Ya, suara keras itu mengagetkan Natly. Itu suara teman Natly yang bernama Marva.
“hah? Ih, apaan? Orang Natly lagi liat temen-temen yang main galah” jawabnya dengan nada tinggi
“ah bohong. Pasti lagi liatin kita kan?”
“terserah deh” jawabnya tukas.
Kebetulan disebelah Marva ada Reegan. Pria yang memiliki postur badan tinggi, putih, dan wajah yang tampan itu serentak menatap gadis mungil itu.
“hah? Ada Reegan.aduh, malu-maluin aja lagi cengo gini.” (gumam gadis kecil itu dalam hati)
Natly pun langsung masuk kedalam kelas karena malu terhadap sosok Reegan.
Dulu sewaktu menduduki kelas empat SD, Reegan yang selalu memperolok Natly karena kerudungnya.
“Ly, ko pake pake kerudung sih? Kepala kamu botak ya? Hahahaha” Tukas Reegan
“enak aja, ya ada rambutnya lah. Emang tuyul apa, botak?’” pembelaannya
“ah bohong, terus kenapa pake kerudung?”
“disuruh ayah. Kata ayah, cewek itu harus pake kerudung”
“mana coba liat rambutnya? Boong deh, pasti botak.hahah”
“nih nih, liat pake mata. Rambut aku panjang.” Gadis kecil ini sedikit mengangkat kerudung bagian belakangnya.
“hahaha itu mah rambut Cuma ada dibagian belakang. Pasti yang botak itu bagian depannya kan? Tuh rambut ditempelin lem ya?” Reegan menertawai Natly dengan terbahak-bahak
“ha...ha...ha... lucu deh. Terserah, males banget ladenin orang kaya situ” Natly pun pergi. Walau dia memang sangat kesal dengan tingkah Reegan yang sangat membuatnya malu di depan teman-temannya.
Ya memang, di sekolah Natly hanya dia yang memakai kerudung. Ya, dan beberapa guru juga. walaupun Natly sering diledek Reegan, hampir tiap hari. Tapi Natly tidak sampai membuka kerudungnya itu.
Tidak terasa kenaikan kelas ke kelas enam pun berlangsung. Sistem kocok yang kita pilih, Natly mendapatkan kelas 6A. Dan beruntung, sahabat Natly yang bernama Wilyapun satu kelas dengannya.  Natly duduk dibagian belakang kedua terakhir, dan Wilya duduk didepannya. Sesuatu terjadi, ternyata Reegan satu kelas dengan Natly dan dia duduk tepat dibelakangnya.
“hah? Duduk deket Reegan. Aduh, hari-hari buruk siap menghadang” gumam gadis ini
Awalnya mereka memang tidak saling tegur. Natly selalu berpikir negativ tentang Reegan. Tapi dugaan Natly salah besar, ternyata mereka bisa berteman baik. Natly duduk bersama Ariel, Wilya duduk bersama Risal, dan Reegan duduk bersama Temy. Mereka jadi sahabat dekat, dan sering main bersama. Sering main tebak-tebakan daerah, tebak-tebakan baju adat, rumah adat, dll. Yang menjadi objek permainannya itu atlas milik Natly. Mereka sangat kompak, dari kompak bermain, belajar, sampai kompak saling menyontek satu sama lain. Jangan ditiru ya. Hehe.....
Tidak terasa berbulan-bulan mereka leawati dan memasuki bulan Agustus, dan guru mengumumkan sesuatu pada murid-muridnya.
“anak-anak, sekolah akan mengadakan perlombaan. Ada perlombaan menari, dan futsal. Kalau lomba menari, kalian harus mencari pasangan masing-masing untuk cewek pakai kebaya ya, dan lomba futsal hanya untuk laki-laki dan harus menggunakan daster ibu-ibu”
“hahaha.... daster” serentak murid-murid tertawa
Semua murid sibuk mencari pasangannya masing-masing.
“Re, kayaknya kamu cocok tu sama Intan” gurau Natly
Intan gadis pintar yang memiliki tubuh bongsor dan berkulit putih itu memang terdengar gosip bahwa dia menyukai Reegan. Tapi Reegan menghiraukannya, karena dia  tidak menyukainya.
“dih, rese. Apaan sih? Ogah deh. Mending sama kamu aja. Coba berdiri”
Serentak dia menarik tangan Natly untuk berdiri.
“tuhkan tinggi kita hampir sama”
“ya, tinggian kamu kali dikit” ujar Natly
“ih Cuma dikit aja. Sama kamu deh pokoknya.”
“bu, reegan pasangannya Natly ya bu” ucap Reegan
“cie....... cie.....” serentak seluruh murid meledek mereka berdua dan tertawa.
Mereka berduapun hanya tersipu malu dibuatnya.
Hari dimana perlombaan berlangsung, dengan menggunakan kebaya hitam berpadu coklat, Natly melangkahkan kakinya. Beberapa sorot mata menatapnya tajam.
“Ly, kamu cantik deh” seru salah satu temannya
“makasih” jawabnya malu
Natlypun menemui gurunya untuk daftar ulang perlombaan itu.
“Ly, cantiknya pakai baju kebaya” puji bu guru padanya
“hehe,,, makasih bu”
Tiba-tiba suara jejak kaki menghampiri Natly dari belakang. Dan ternyata itu Reegan, dia menggunakan daster pink dan berdan-dan ala perempuan.
“hahaha... ree, cucok banget deh” canda Natly pada Reegan
“hehe... biarin, tetep aja kan ganteng.” Reegan menatap Natly dalam-dalam
Mungkin sebuah pujian yang akan dia lontarkan. Tapi, dia hanya tersenyum ketika menatap Natly.
Perlombaanpun dimulai, dan ternyata mereka harus menari dengan satu balon yang diletakkan diantara kening mereka. Jika balon itu jatuh sebanyak tiga kali, maka gagal lah mereka.
Deg.... deg... deg.... rasa canggung menyelimuti hati Natly. Entah dari mana datangnya rasa canggung, malu, gerogi itu menghampirinya.  Keringat dingin menetes sedikit demi sedikit, dengan menggenggam tangannya dia terpejam.
“aduh... ko jadi salting gini sih? Kenapa sih? Ko deg-degan gitu sih.” Risaunya dalam hati
Tidak terasa balon sudah jatuh tiga kali banyaknya, saat Natly akan memberikan balon itu pada guru.
“ly, jangan dikasihin. Kita lanjut aja jogetnya” kata reegan dengan senyum mengisyaratkan merayu
“T-tapi, tapi Re...”
“udah, ayo sini joget lagi” sambil menarik tangan Natly, lalu melanjutkan tariannya.
Khayalan pun menjelma menjadi butiran kenyataan dan harapan, seperti Putri nan cantik dan Pangeran nan agung dan gagah berdansa diperaduannya. Seakan ruang dan waktu hanya milik mereka berdua, dan orang-orang disekitarnya seakan hilang bersama hembusan angin yang membawanya ketempat yang abadi.
Tak terasa perlombaanpun selesai, dan diumumkan bahwa Reegan dan Natly mendapatkan juara dua.
“kita dapet juara dua. Hehehe” girang Reegan
“hehe... iya alhamdulillah ya.”
Dari sinilah semuanya terjadi, mereka berdua sering digosipkan ini itu. bocah-bocah ingusan yang tak tau apa yang mereka katakan. Natly, gadis yang merasakan getaran dihatinyapun tak tau apa yang terjadi. Namanya juga anak kecil, paling juga cinta monyet. Hehe.......
Sehari dua hari, seminggu dua minggu, gosip itu merajalela sampai ditelingan guru. Dan itu hal yang memalukan bagi Natly.
Posisi dudukpun diubah, Reegan dan Temy duduk paling depan di barisan akhir. Natly dan Ariel duduk dibelakang mereka, Zein dan Enda duduk dibarisan ketiga. Ya, hanya tiga baris saja, karena dibelakang ada pintu yang mengarah ke kelas 6B. Tiba-tiba Reegan meminta Natly duduk paling depan, ya tidak mungkin dia bisa menolak. Akhirnya Natly dan Ariel duduk paling depat. Tepatnya depan meja guru. Natly dan Ariel memang tidak pernah akur, selalu saja ada pertengkaran setiap harinya. Cowok ini sangat menyebalkan, dan  selalu membuat Natly emosi. Makanya dia ga punya temen, orangnya rese sih.
Jadwal pelajaran hari itu kosong, Natly dan  Reegan sedang asyik berbincang. Tidak sadar akan suasana yang sepi, dan teman-teman yang duduk dibarisan mereka pindah kebarisan lain. Ya, jelas mereka duduk berdua di barisan itu. puluhan pasang mata mengarah pada mereka berdua. Tapi mereka tetap saja tidak sadar. Tapi lama kelamaan mereka sadar. Mereka berdua langsung berdiri cepat, dengan wajah yang mulai memerah karena malu.
“ cie...... asyik banget yang lagi ngobrol” suara bergemuruh menggema didalam kelas
“ih apaan sih. Udah sini balik lagi duduknya kaya semula” sanggah Natly
“ah ga mau, disini aja. Biar kita bisa liatin kalian. Kaya sinetron-sinetron gitu.hahha”
Natlypun langsung duduk dan diam, tidak memberanikan diri menoleh kearah Reegan. Reegan pergi menghampiri teman-temannya sambil memukul mereka dengan gurauan kecil. Dan hal seperti ini sering terjadi, selalu saja setiap Natly ngobrol dengan Reegan, pasti semua memperhatikan mereka dengan seksama. Sungguh menggelikan. Hehe....
Mereka menamai barisan itu dengan nama NETRAZ. N untuk Natly, E untuk Enda, T untuk Temy, R untuk Reegan, A untuk Ariel, dan Z untuk Zein. Nama yang aneh untuk para penghuni barisan nyang aneh pula. Hehe.....
Belajar kelompok dirumah Marva, walaupun Natly dan Marva tak satu kelompok tapi mereka mengerjakan tugas bersama –sama. Ya, mungkin modus karena ada Reegan. Hehe....
Tapi beberapa waktu kemudia Natly pindah posisi bersama kelompoknya ke rumah Herlyn. Sepulang kerja kelompok Wilya melapor. Hehe... kaya kopasus aja melapor.
“Ly, tau ga? Tadi Reegan nanya gini. “ lho, keleompoknya Natly pada kemana?” eh anak-anak mala ledekin gini “ cie... annya kelompok Natly atay Natlynya?” haha... gitu Ly”
“hah masa?”
“iya ly, cungguh deh.... oh iya, nih nomor telephon rumah Reegan.” Celetuk Sandra
“hah? Buat apa?” tanya  Natly heran
“cie... pura-pura segala. Buat telponan lha.”
“ih, ga mau. Apaan siha?” Natly membuang kertas yang bertuliskan nomor telepon Reegan.
Setelah Wilya dan sandra pulang. Natly mencari kembali kertas itu. haha.... dasar boca labil. Ya, dia menghapal nomor itu.
Gadis mungil ini pergi kerumah Wilya, dan apa yang mereka bicarakan ya?
“ya, aku mau cerita.” Panggil Natly pada Wilya
“cerita pa ly?’ tanya Wilya heran
“tapi jangan bilang siapa-siapa ya? Janji?
“iya iya, janji. Ada apa sih?”
“eh, ga jadi ah.”
‘ih ko gitu sih? Ayo ayo...” tampang kepo yang sangat serius
“ih... janji ya jangan bilang siapa-siapa?”
“iya ih iya, aku janji. Sok apa atuh?”
“a-aku... aku... aduh gimana ya? Ya gitu, akunya suka sama Reegan. Ssttt.... jangan bilang siapa-siapa” jelas Natly
‘hahah... oh gitu”
“oh.. ko gitu aja sih?” tanyanya heran
“iya, udah keliatan kali Ly. Dan mungkin dia juga suka sama kamu tapi ga mau bilang.”
“hah masa? Ya ga tau, ah suma suka aja karena dia pinter, baik, ganteng lagi. Hehe” jelas Natly
“cie... iya iya. Mungkin semua orang tau tentang perasaan kalian. Beda dari mata kalian ketika menatap.’
“hmmm... udah ah. Ga tau deh”

Pada suatu hari, Natly bertengkar dengan Ariel. Saat Natly pergi ke kamar mandi, lalu kembali ke kelas.
“ya ampun, siapa yang berantakin tas dan barang-barang aku?” tanyaku heran pada teman-teman
“tuh... ariel tuh....” jawab teman-temanku
“arielllllllll, ga mau tau pokonya beresin semuanya. Tanggung jawab dong. Rese banget sih jadi orang!” tegas Natly pada Ariel
“ih ga mau, beresin aja sendiri, tas tas kamu”
“ih rese amat, pokonya aku ga akan beresin sampai kamu beresin semuanya”
“ah, masa bodo”
Dengan rasa kesal Natly menatap Ariel tajam tajam dan penuh kekesalan. Tiba tiba Reegan berdiri dari kursinya lalu membungkuk dan jongkok membereskan semua isi tas Natly yang berserakan dilantai.
“ih re, ngapain? Jangan diberesin!” suruh Natly
“ ga apa-apa, Ariel yang berbuat. Aku yang tanggung jawab
Sejenak Natly terdiam melihat sikap Reegan yang membuat Nealy semakin kagum padanya. The Prince Of heaven adalah julukan teristimewa dari Natly untuk Reegan.Dengan tatapan penuh kehangatan dan kekagum akhirnya Natly bergerak membereskan barang-barangnya yang setengah sudah dirapihkan Reegan.
“cie cie.... kompak nih yeh.....” serentak anak-anak meledek mereka
Merka menghiraukan, karena memang sudah biasa diledek seperti itu. sikap maco, gagah, berani, penuh tanggung jawab dari Reegan membuat Natly semakin kagum padanya. Natly mencurahkan isi hatinya pada sahabatnya Wilya. Dia sahabat terbaik yang Natly miliki. Dengan kejailan Natly, mereka pergi ke wartel untuk mengganggu Reegan dengan meleponnya. Tombol ditekan dengan sedikit keraguan. Tut..... tut.... teleponpun tersambung. Mereka berdua tertawa-tawa.
“halo....” suara ibu-ibu yang mereka terima
“halo, bisa bicara dengan Reegan bu?”
“oh iya sebentar, ini dari siapa. Ini dari intan bu, temannya Reegan” haha... dengan dibumbui kebohongan mereka melanjutkan percakapan.
Saat terdengar suara Reegan, telpon langsung mereka matikan. Dan mereka tertawa terbahak bahak.
Keesokan harinya ketika Natly dan Lya dduduk didepan kelas. Reegan muncul dan menghampiri intan.
“tan, ngapain telpon-telpon akau? Ga ada kerajaan, awas kalau telpon-telpon lagi!” sentak Reegan padanya
Ya, dekitit rasa menyesal karena mengaku intan. Tapi mereka malah tertawa diam. Sering mereka menelpon Reegan, tapi tanpa nama. Ya, misterius gitu. Hehe.... nakal ya..
Hari dimana kesehatan Natly menurun, dia tidak masuk sekolah sehari. Padahal besok ada acara disekolahnya. Untung saja dia lekas sembuh. Keesokan harinya diapun sekolah.
Saat sedang kumpul dikelas, dan mengumpulkan makanan. Tiba tiba Reegan datang membawa kue basah yang banyak.
“Re, ko bawa kue hajatan kesini?” tanya Bu Merty
“hehe iya bu, dari mamah”
“kalau mau seserahan mah bukan kesini, tapi kerumah Natly. Heheh”
Reegan langsung pergi dengan wajah yang memerah. Dan Natly yang berada disitu langsung membalikan badan, karena malu diledek guru dan teman-temannya.
Acarapun Maulid Nabipun dimulai, Natly yang ditugaskan guru untuk membaca ayat suci Al-qur’anpun ia laksanakan. Setelah selesai, tiba-tiba Natly berlari ke kamar mandi. Dia mual-mual, mungkin karena badannya belum fit seutuhnya. Tiba tiba guru menghampirinya dan menggosokan lehernya dengan kayu putih.
“Ly, kenapa kamu?” tanya Reegan
“udah tau sakit re. Bukannya bantuin nih biar sehat lagi” jawab bu Merty
“hehehe... bantuin apa bu?” tanya Reegan
“Ly, cepet sembuh ya.” Aku kesana dulu
Dan rasanya Reegan malu karena terus dipojokan semua orang. Akhirnya Natly diantar pulang oleh pak Hary.

Tidak terasa minggu-minggu terakhir dikelas enam, disekolah mengadakan liburan ke Dufan. Ya semuanya ikut, dan pembagian kelompok agar tidak terpisah pisah. Disinilah kebodohan Natly, dia tidak satu kelompok dengan Reegan. Padahal jika sati kelompok, pasti itu hari yang snagat spesial baginya. Semua wahana terhampar luas. Satu persatu anak-anak mencobanya, ada yang biasa-biasa saja dan ada yang sampai menguji adrenalin. Seru deh pokoknya.
Semua lulus SD dengan nilai yang memuaskan, tapi sayang Natly dan Reegan tidak masuk SMP yang sama. Mereka terpisah oleh ruang. Hari diaman Natly tidak bertemu dengan Reegan adalah hari-hari yang sangat membosankan. Seperti biasa, Natly yang hanya menelpon Reegan dengan tanpa nama untuk menghilangkan sedikit kerinduannya. Beberapa bulan kemuadian Natly bertemu dengan Reegan. Dan hanya senyuman yang menghiasi wajah mereka. Tanpa ada sepatah dua patah kata. Reegan melaju dengan kendaraan bermotornya.
Sebulan, setahun. Walau banyak pria yang jadi teman Natly, tetap saja Reegan yang numero uno. Tak lupa juga dengan Wilya yang jadi sahabat sejatinya. Perasaan itu bertahan sampai Natly masuk SMA. Natly mencoba mencari tahu nomor telpon Reegan dari teman-temannya dan akhiranya dapat juga. dengan speaj-speak gitu. Natly merencanakan untuk Reunian SD. Walau Natly sudah banyak kenal dengan laki-laki lain yang menjadi temannya. Tetap saja jauh dalam hatinya dia menunggu Reegan. Karena Reegan adalah cinta pertamanya. Tak pernah ada pengakuan dan kejujuran diantara mereka.sampai akhirnya reuanian tiba, Natly diantar Virgo temanya dekatnya. Dan akhirnya Natly bertemu dengan reegan. Perasaan malu, gembira, senang,  canggung meliputi persaannya saat ini. Entah apa yang harus Natly lakukan. Di hanya dapat tersenyum saat berhadapan dengan Reegan. Segala cerita hidupnya, Natly tulis dibuku Diary pink kecilnya dari sejak kelas 2 SMP hingga sekarang.perbincangan tak lama, satu persatu teman-teman pulang. Dan  Reegan pun pulang, tak lupa iya berpamitan dan melontarkan senyuman pada Natly. Senyuman manis yang akan selalu dikenang.
Tak lama selang waktu,Natly mendapatkan info dari fb Reegan bahwa dia sudah memiliki kekasih. Ya, sedikit kecewa Natly melihatnya. Natly hanya menunggu dan menunggu kesempatan itu datang, kesempatan dimana perasaannnya tidak berkembang sia-sia.. Dan di akhir kelas tiga SMA, Natly membuat sepucuk suran pengakuannya pada Reegan. Semua kejadian dari kelas empat Sd sampai sekarang ia ceritakan. Gysta sahabatnya membantu Natly, dan dengan ditemani Cha-cha, Natly datang kerumah Reegan dan memberikan surat itu. tapi tak ada orang disana. Dan Naaly menitipkan surat beramplop coklat itu pada tetangganya. Sehari dua hari, seminggu dua minggu tak ada jawaban.
Lalu Natly chat ke fb Reegan, tapi tak ia balas. Dengan berjalannya waktu, sampai-sampai Natly lupa akan surat itu. Tiba tiba, saat disekolah Natly mendapatkan pesan dari Reegan. Betapa senangnya Natly sampai ia menjatuhkan airmata.
Subhanalloh... luar biasa ly.
Makasih ya. Kita jalani aja apa yang sudah berjalan.
Perasaan aku dulu dan sekarang tetap teman
Dan aku acungkan 2 jempol buat kamu.
Aku ga maksa buat kamu berpaling dari aku jika itu mebuat lebih sakit
Perasaan kamu.
God bless u.

            Disitu Natly diam dan berpikir, dia harus menjauhi masalalunya. Dia harus melihat kedepan. Dia mencoba melupakan Reegan walau sebenarnya tak terlupakan. Lulus SMA, Natly  kulia di salah satu universitas islam, dia menjadi wanita yang anggun dengan hijabnya. Tinggi, putih, langsing, dan mata yang indah tak berubah dengan halis yang tebal. Wanita yang aktif dan cekatan terhadap apapun. Dia menikmati kesehariannya tapi disisi lain dia menunggu suatu saat bertemu Reegan dengan segala kesuksesan dan masing-masing telah mencapai impin juga kesuksesannya. Hidup itu tak harus berlarut-larut dan selalu berada dalam bayangan masalalu. Karena masalalu hanya sebagai kenangan yang kita simpan, dan bisa menjadi kenangan kita. Masa depan siapa yang tau? Itu menjadi misteri dan rahasia Illahi. Mungkin jika memang Reegan bukan jodoh Natly, pasti Allah sudah mempersembahkan lelaki yang spesial untuk Natly. siapa tahu dia menemukan jodohnya di luar sana, yang entah siapa, kapan, dimana, dan bagaimana mereka bertemu. Saat semuanya terjadi, potret Alloh akan berperan untuk mengabadikannya.

0 comments:

Post a Comment

JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR YAH ... ;)

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons