Tidak kah kau tau perasaanku selama ini padamu? Terlalu
naif rasanya jika kau memang tidak mengetahui hal itu. dan aku pun merasakan
hal yang sama atas semua perlakuan mu padaku. Segala perhatianmu yang membuatku
nyaman, segala candaanmu yang membuatku bahagia, dan kata-kata manis mu yang
selalu terselip kalimat yang mampu mendewasakanku. Mencintaimu bak seperti
menulis namamu diatas pasir yang kemudian hilang diterjang ombang. Kau datang,
kemudian hilang tanpa pamit. Sangat tidak berhak diriku memintamu kembali. Karena
memang aku bukan siapa-siapa untukmu. Kau menghilang tanpa sebab seperti
hilangnya hembusan angin yang hanya sesaat aku rasakan kesejukkannya. Mungkinkah
aku hanya persinggahanmu? Aku bukan boneka yang kau mainkan lalau setelah kau
bosan kau meninggalkanku. Kau datang mengobati rasa sakitku dahulu, setelah
semua puing-puing luka itu kembali menyatu. Seketika kau hancurkan kembali. Mampukah
aku menyempurnakan kembali kebentuk semula puing-puing itu seorang diri.
mungkin aku mampu, hanya saja aku perlu waktu.
Aku malu pada diriku sendiri,
aku hampir seperti pengemis cinta yang mengemis cinta padamu. Kau datang dan hilang.
Kau membuatku melayang dengan semua kata-kata manismu. Dan seketika kau
menjatuhkanku dengan cepat dan membuatku sadar bahwa aku telah melayang begitu
tinggi tanpa berpijak pada kenyataan. Sungguh ironis sekali meratapi hal itu.
kau yang aku banggakan pada semua orang. Aku terlalu bodoh untuk membanggakan
dirimu. Kau bukan siapa-siapa. Dan kita memang bukan siapa siapa dan bukan
apa-apa. Aku terlalu besar menaruh harapan padamu. Aku yang terlalu buru-buru
mencintaimu. Karena kau seperti adrenalin yang memicuku untuk mencintaimu. Kini,
mampukah aku hidup tanpa hadirnya dirimu? Itu terlalu bullshit. Karena sebelum
mengenalmu pun aku hidup, walau dengan kesendirian mencoba menata puing-puing
hatiku yang hancur karena alasan cinta yang sama. Dan kini lagi dan lagi aku
terjebak dalam kisah klasik ini. saat kau pergi dariku, menghilang tanpa jejak
yang kau tapaki. Aku mencoba menjaga hati, namun banyak yang datang
menghampiri. Apa ini ujian atau memang rencana Tuhan agar aku dapat melupakanmu
dan mengenal laki-laki lain yang lebih baik darimu? Tapi hati ini selalu
menunggumu, mungkin kau akan kembali padaku. Miris sekali nasibku yang selalu
menunggu dan menunggu. Hilang satu tumbuh seribu, mungkin itu pribahasa yang
sesuai dengan keadaan gentingku sekarang. Tapi hatiku sudah terlanjur tepaut
padamu. Kau seperti nikotin yang membuatku tercandu padamu. Memang semua
laki-laki yang mendekatiku begitu baik padaku. Tapi aku sudah berhenti. Bukan berhenti
mencintai, tapi berhenti membuat kesalahan pada pilihanku.aku takut semua
laki-laki mengenakan topeng pada saat pendekatan pertama, karena itu membuatku
muak. Mungkin sekarang, lebih baik tidak dengan yang lain. Hanya kau yang mampu
menumbuhka chemistry diantara kita. Hanya kau yang mampu membangun pondasi
pondasi impian yang akan aku bangun. Seketika aku merasa sesak, sulit bernafas
melihat semua laki-laki itu. jika aku tidak memilikimu saat ini, mungkin nanti.
Jika memang tidak dikehidupan ini, mungkin dikehidupan selanjutnya.
Aku tak dapat berkata dikehidupan yang nyata padamu.
Tapi aku hanya berkata lewat tinta, menyapa lewat hati dan jiwa, dan
menjadikanmu bagian dalam do’a. Mungkin aku terlalu pengecut. Tapi biarkan,
biar hati ini tak dibekukan selalu oleh kekecewaan. Biarkan aku bertahan dalam
cinta yang terpendam. aku tak akan memaksakanmu untuk datang dan memilihku jika
memang kau tak mau. Hanya saja aku selalu menantimu. Kau terlalu sempurna untuk
ku tinggalkan. Jika memang kau bukan jodohku, semoga aku mendapatkan seseorang
yang lebih baik darimu. Aku tidak mencari yang perfect, tapi aku mencari sosok
yang repect padaku. Yang menghargai dan menghormatiku dan perasaanku. Yang selalu
membahagiakanku. Karena cinta itu dilahirkan untuk saling membahagiakan, bukan
saling mengecewakan.
Saat ini aku betah menyendiri, walau banyak lelaki
yang datang menghampiri. Mereka berbeda-beda. Tapi tujuannya sama, ingin
menjalin hubungan denganku. Tapi aku tidak tergoda dengan sebuah status
hubungan. Karena menurutku cinta bukan hanya sekedar mengejar status. Cinta bukan
sekedar memenuhi nafsu birahi. Cinta bukan sekedar ucapan “aku cinta kamu”. Tapi
cinta adalah alasan kita bahagia. Cinta adalah saling menhormati dan menghargai
satu sama lain. Cinta adalah saling melengkapi dan saling menyempurnakan. Dan yang
bisa disebut cinta itu saat tak hadirnya dusta. Itu arti cinta menurutku. Tapi rasanya
terlalu kurang menjabarkan kata demi kata, kalimat demi kalimat, bahkan
paragraf demi paragraf saat kita membicarakan soal cinta. Yang jelas cinta tak
hanya tersimpan dalam hati yang bisa Alloh membulak balikan hati kita. Cinta adalah
do’a, yang setiap ucapannya abadi tersirat oleh para malaikat. Dan cinta yang
sempurna jika aku mencintaimu dan kau mencintaiku. Dan kita bersatu dalam sebuah
janjia suci. Membangun masa depan yang indah dan cemerlang. Dan selalu menyelipkan
nama masing-masing didalam sujud kita. Yang selalu setia tanpa sedikitpun
memberi celah pada dusta. Dan semua itu mungkin aku jalani nanti, mungkin
denganmu. Mungkin juga tidak. biar saat ini kita berjalan didua arah yang
berbeda, mungkin diujung cerita kita saling menemukan disatu jalan yang sama yang
membuat kita menjalaninya bersama-sama.
0 comments:
Post a Comment
JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR YAH ... ;)