NESYA PUSPITA PUTRI

Monday 4 November 2013

Teman?


  Aku mengenalmu sudah sekian lama. Tapi mengapa kau asing bagiku. Mungkin aku tidak mengenalmu, hanya sekedar tahu tentang mu. Awalnya bgitu, tapi pada kesempatan lain semuanya berubah.kau pria yang pendiam, tak banyak bicara. Aku suka, karena orang yang banyak bicara bak tong kosong nyaring bunyinya. Semua berawal dari acara yang kita lewati bersama. Kita terikat dalam sebuah pertunjukan yang luar biasa. Disitu aku masih belum mengenalmu karena kita hanya sebagai rekan kerja saja. Ketika kau berbaik hati mengantarku pulang usai acara itu, aku mulai sedikit mengenalmu. Seperti mencicipi buah, mungkin aku baru melihat dan akan mengambil buah itu. belum sampai menyentuhnya. Mungkin perkenalanku baru seperti itu. semua berjalan biasa saja. Sampai ada suatu acara lagi yang mengikatmu sebagai rekan kerjaku. Aku bekerjasama dan menjalin semuanya denganmu. Dan itu masih biasa saja. Saat hari libur tiba aku, kau dan rekan-rekan lain berlibur bersama. Kita menghadiri suatu acara, dan kita ada dalam satu acara lagi. ya ampun, ini kebetulan atau memang rencana Tuhan? Disitu aku mulai berfikir. Kau rekan kerja yang hebat, dan sangat luar biasa. Saking luar biasanya semua pekerjaan aku yang mengerjakan. Kau hanya memberi contoh dan aba-aba. Tapi kau menyemangatiku,tapi mengapa hal itu membuatku terpacu? Dan kau mengiming-imingiku sebuah hadiah jika semua pekerjaan itu sukses aku kerjakan. Disitu kita mulai saling mengenal satu sama lain. Kita saling mengirim pesan singkat. Aku yang selalu menghubungimu karena alasan pekerjaan. Tapi semakinlama pembahasan kita semakin jauh dari alasan pekerjaan. Sampai suatu saat kita pergi bersama menghadiri suatu acara sosial. Kita hanya pergi berdua, dan ini bukan tuntutan pekerjaan. Aku mengumumkan acara sosial ini pada semua rekan, tapi sepertinya mereka memiliki kesibukan masing-masing. sampai kemudian kau menanyakan acara itu, dan mengajakku pergi bersama. Aku tidak menolak karena memang sudah niat akan pergi kesana.entah mengapa aku disibukan dengan penampilanku saat itu, aku ingin penampilan yang terbaik dimatamu. Aku mengenakan pakaian yang baru saja beberapa waktu lalu ku beli. Tetap, aku menjadi diri sendiri dan pakaian ku selalu mencerminkanku.  Disini pengenalanku padamu semakin dalam. Seperti mencicipi buah, kini aku sudah menyentuh kulitnya. Kita datang seperti orang asing diacara itu. bertanya kesana sini pada panitia. Acara sosial menikah masal yang diadakan sebuah organisasi persatuan kampus-kampus. Sebuah party garden yang menjadi tema hari ini. panggung, kursi, pepohonan, obor, dan lampu berbagai warna menghiasi seluruk pohon disekitar acara itu. Acara yang luar biasa, menghalalkan cinta mereka yang saling mencintai. Menikahi mereka yang kurang mampu untuk menikah karena alasan materi. Bukan hanya menikah masal saja program yang mereka miliki, ada banyak sekali seperti mengajar anak-anak jalanan, saling berbagi, dan lain sebagainya. aku banyak berbincang denganmu, bukan malah berbincang tentang acara itu. tapi malah berbincang tentang keluarga kita, masa-masa SMA dulu. aku senang, karena aku semakin tahu dan semakin mengenalmu.

Acara nikah masal yang membuatku sedikit tertawa. Penghulu mengabsen belasan pasangan yang akan dinikahkan. Wah apa tidak capek? Aku semakin mengenalmu dan terus mengenalmu, kau yang memperkenalkan dirimu lebih dalam padaku. Apa mungkin aku yang tidak sengaja berhasil memancingmu untuk mengenalkan dirimu lebih dalam lagi padaku? Entahlah, seperti ada kecocokan saat kita bicara satu sama lain. Semakin hari kita semakin dekat.suatu hari saat berlibur bersama rekan-rekan, kau memberikan hadiah yang sempat kau janjikan dulu setelah aku sukses dengan pekerjaanku. Sebuah buku yang mengajariku tentang cara menulis yang baik. Sepertinya kau tau hobiku. Ya, kita memang sudah saling mengenal satu sama lain. Semakin hari kita semakin dekat. Wajarkah aku memiliki persaan lain padamu? Salahkah aku mengartikan semua perhatianmu? Hatiku merasa nyaman di dekatmu. Merasa ada getaran menjulur keseluruh tubuhku jika kau tatap aku dengan bola matamu. Entah apa namanya?aku menyimpulakannya ini cinta, atau mungkin sekedar kagum. Aku masih mawas diri atas semuanya. Aku masih menyadarkan diri agar lebih bijak saat ku membicarakan soal hati, soal perasaan. Kau orang yang selalu ada dihadapanku saat ku membutuhkan bantuan. Kenapa kamu mau saja aku suruh? Kenapa kamu mau saja aku repotkan?
Disaat keadaan genting aku memintamu menjemputku sepulang kerja malam hari, kau menyempatkan diri. dan dilain waktu kau beralasan sedang lewat disekitar tempat kerjaku. Tapi kau membawa helm dua, mungkin sengaja menjemputku. Terkadang tidak ku suruhpun kau menawarkan diri untuk menjemputku. Kau menungguku pulang di warung kopi sebrang tempat kerjaku. Kau bilang kau sudah pulang, tapi nyatanya. Kau duduk menggenggam gelas kopimu sambil menatap kearahku. Aku terbuai sejenak. Lalu menyadarkan diri kembali. Apa arti semua perhatianmu ini? aku wanita yang segalanya dicampuri dengan perasaan. Salahkah aku jika memiliki perasaan istimewa padamu? Sepertinya tidak, hal ini sangat normal dan wajar sekali.
Kau menyempatkan pagi-pagi datang kerumahku untuk mengantarku kerja. Setelah sampai tempat kerjaku, rasanya ada sesuatu yang aneh padaku. Setelah beberapa menit berselang perginya kau dari hadapanku.terjadi sesuatu yang tak ku duga. Aku sakit, seperti alergi atau apa itu terjadi padaku. Aku mencoba menelpon mu. Sayangnya pulsaku saat itu habis. Aku meminjan hp atasanku. Aku berhasil menelponmu. Kau datang bak pahlawan yang siap menolongku. Aku ijin pulang pada bos ku. Aku senang melihatmu sepertinya panik karena keadaanku. Kau terus menanyakan keadaanku. Aku panik dan terus mengeluh. Sepertinya kau ikutan panik. Kau mengantarku pulang, lalu mengantarku ke rumah sakit. Hal yang paling aku benci didunia ini adalah rumah sakit. Tapi dengamu aku jadi berani. Ketakutanku hilang sejenak. Kau sampai mengantarku kedepan ruang IGD. Aku disuntik, menyebalkan sekali. Tetapi kau menguatkanku. Denganmu aku merasa utuh, dan merasa tidak separuh lagi. kau selalu ada disaat keadaan genting seperti itu. kau seperti ambulan saat ku membutuhkan pertolongan. Perasaan ini semakin kuat dibuatmu. Setelah kau mengantarku pulang. Kau mengirimku pesan singkat dengan semua perhatianmu padaku. Aku sangat senang akan semua itu.beberapa minggu Saat ulang tahunku, kau bukan orang pertama yang memberikan ucapan. Tapi kau orang yang istimewa yang aku tunggu memberikan ucapan padaku. Dan dengan kata-kata istimewa kau lantunkan setiap kata yang kau tulis lewat pesan singkatmu. Dan aku menyimpannya selalu. Beberapa hari kemudian, aku memintamu mengantarku ke terminal, karena saat itu aku akan pulang ke kotaku. Awalnya sepertinya kau keberatan, tapi akhirnya kau datang menjemputku dengan benda digenggamanmu. Kau memberikan hadiah ulang tahunku yang ku pinta sebelumnya. Mengapa kau memenuhi permintaan ku? Selalu saja begitu. Kau seseorang yang tak banyak bicara dan tak pandai basi basi. Tapi semua perlakuanmu padaku itu membuat luluh hatiku. Baru beberapa bulan lalu aku mengalami patah hati. Tapi kau datang menyembuhkan hati. Tak pernah ada kesedihan jika bersamamu, dan tidak terlalu berlebihan kebahagiaanku. Karena apa yang berlebihan itu tidak baik.
saat ku ceritakan tentang kita pada sahabatku, dia tercengang mendengarnya. Dia mengabarkan bahwa kau sudah memiliki kekasih. Disitu, hatiku hancur. Entah apa yang harus aku lakukan. Aku mencintai sosok yang sudah memiliki kekasih. Ya ampun, jadi maksudmu apa selama ini? hanya mempermainkan ku kah? Hanya menjadikanku pelampiasan? Tapi aku tidak bisa marah. Aku diam dan mengikuti alur hidup yang ada. Seperti terombang ambing dalam lautan. Aku tak tahu harus berbuat apa. Sampai aku mencari tahu sosok wanita itu, wanita yang menjadi kekasihmu. Beberapa waktu berselang, sahabatku menyuruhmu untuk menjelaskan semua ini padaku. Setelah tak sadar aku membicarakanmu dengan sahabatku dan ternyata kau ada dibelakangku. Dan itu akhir dari segalanya. Selang beberapa hari saat kejadian memalukan itu, kau mengajakku bertemu. Menjelaskan apa yang terjadi diantara kita. Jujur aku tak mengerti apa yang kau ucapkan. Duduk selama tiga jam berhadapan denganmu membuatku sangat gerogi. Tapi pandai sekali kau bisa bersikap seperti biasa. Disitu kau menjelaskan semuanya bahwa kau  sudah memiliki kekasih tapi beberapa waktu lalu sudah memutuskan hubungan. Aku terkejut, aku takut semua ini karena ku. Aku menyimpulkan pembicaraan kita saat itu, kau memilih untuk berteman. Aku menerima keputusanmu. Walau sahabatku bilang, kau tidak menginginkan kan itu. apa daya, aku tak bisa memaksa.disitu aku belum percaya bahwa yang kau katakan itu sesuai dengan keinginan hatimu. Aku masih menghubungimu, begitu pun sebaliknya. Seperti tak terjadi apa-apa. Kau masih saja selalu ada saat aku membutuhkan bantuan. Aku tak ingin di cap sebagai perebut pacar orang. Tapi bagaimana? Buka sengaja, tapi memang karena ketidak tahuanku. Aku tak menanyakan hal itu langsung padamu. Rasanya enggan menanyakan hal itu. status kita memang teman, tapi sepertinya perasaan kita lebih dari teman. Kenapa kau selalu ada saat aku butuhkan? Selalu hadir saat ku minta bantuan? Sampai suatu saat, kau mempertegas status kita. Saat kau mengantarku ke terminal, saat itu aku akan pulang ke kotaku untuk sekedar menemui orang tuaku. Kau menunda kepergianku sejenak untuk perbincangan kita yang serius. Status kita sekarang benar-benar teman. Setelah perbincangan itu usai, kau mengantarku ke bis. Kau tersenyum, seperti isyarat tanda perpisahan. Akupun tersenyum. Aku naik ke bis, kau pergi melangkahkan kaki. Aku hanya menatap punggupu yang penuh teka-teki. Ya seperti itu lah adanya. Semua sudah jelas, tetap saja aku tak bisa jauh. Biar kita tak pernah berkomunikasi lagi lewat pesan singkat, tapi saat bertemu dan beradu pandang denganmu. Banyak hal yang tersembunyi dibalik diam mu, dibalik tatapan pekatmu padaku. Dan aku pun begitu. Kita pergi menelusuri jalan masing-masing. dan aku berusaha tak menghubungimu saat keadaan genting melandaku. Ku coba menyelesaikan semuanya seorang diri. dan itu cukup sulit bagiku. Terkadang cinta tak bisa memiliki. Cukup diam dan mencitai, karena Alloh dapat membolak-balikan hati.
Dia yang mencintaimu selalu ada untukmu. Dia yang mencintaimu selalu memberikan kabar sesibuk apapun dirinya. Dia yang mencintaimu selalu ingin bahagia bersamamu, bukan dengan yang lain. Dia yang mencintaimu dengan tulus, tak akan banyak bicara soal cinta tapi banyak bertindak untuk cinta.

0 comments:

Post a Comment

JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR YAH ... ;)

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons