Aku mengenalmu sudah sekian lama. Tapi mengapa kau
asing bagiku. Mungkin aku tidak mengenalmu, hanya sekedar tahu tentang mu.
Awalnya bgitu, tapi pada kesempatan lain semuanya berubah.kau pria yang
pendiam, tak banyak bicara. Aku suka, karena orang yang banyak bicara bak tong
kosong nyaring bunyinya. Semua berawal dari acara yang kita lewati bersama.
Kita terikat dalam sebuah pertunjukan yang luar biasa. Disitu aku masih belum
mengenalmu karena kita hanya sebagai rekan kerja saja. Ketika kau berbaik hati
mengantarku pulang usai acara itu, aku mulai sedikit mengenalmu. Seperti
mencicipi buah, mungkin aku baru melihat dan akan mengambil buah itu. belum
sampai menyentuhnya. Mungkin perkenalanku baru seperti itu. semua berjalan
biasa saja. Sampai ada suatu acara lagi yang mengikatmu sebagai rekan kerjaku.
Aku bekerjasama dan menjalin semuanya denganmu. Dan itu masih biasa saja. Saat
hari libur tiba aku, kau dan rekan-rekan lain berlibur bersama. Kita menghadiri
suatu acara, dan kita ada dalam satu acara lagi. ya ampun, ini kebetulan atau
memang rencana Tuhan? Disitu aku mulai berfikir. Kau rekan kerja yang hebat,
dan sangat luar biasa. Saking luar biasanya semua pekerjaan aku yang
mengerjakan. Kau hanya memberi contoh dan aba-aba. Tapi kau menyemangatiku,tapi
mengapa hal itu membuatku terpacu? Dan kau mengiming-imingiku sebuah hadiah
jika semua pekerjaan itu sukses aku kerjakan. Disitu kita mulai saling mengenal
satu sama lain. Kita saling mengirim pesan singkat. Aku yang selalu
menghubungimu karena alasan pekerjaan. Tapi semakinlama pembahasan kita semakin
jauh dari alasan pekerjaan. Sampai suatu saat kita pergi bersama menghadiri
suatu acara sosial. Kita hanya pergi berdua, dan ini bukan tuntutan pekerjaan.
Aku mengumumkan acara sosial ini pada semua rekan, tapi sepertinya mereka
memiliki kesibukan masing-masing. sampai kemudian kau menanyakan acara itu, dan
mengajakku pergi bersama. Aku tidak menolak karena memang sudah niat akan pergi
kesana.entah mengapa aku disibukan dengan penampilanku saat itu, aku ingin
penampilan yang terbaik dimatamu. Aku mengenakan pakaian yang baru saja
beberapa waktu lalu ku beli. Tetap, aku menjadi diri sendiri dan pakaian ku
selalu mencerminkanku. Disini
pengenalanku padamu semakin dalam. Seperti mencicipi buah, kini aku sudah
menyentuh kulitnya. Kita datang seperti orang asing diacara itu. bertanya
kesana sini pada panitia. Acara sosial menikah masal yang diadakan sebuah
organisasi persatuan kampus-kampus. Sebuah party garden yang menjadi tema hari
ini. panggung, kursi, pepohonan, obor, dan lampu berbagai warna menghiasi
seluruk pohon disekitar acara itu. Acara yang luar biasa, menghalalkan cinta
mereka yang saling mencintai. Menikahi mereka yang kurang mampu untuk menikah
karena alasan materi. Bukan hanya menikah masal saja program yang mereka
miliki, ada banyak sekali seperti mengajar anak-anak jalanan, saling berbagi,
dan lain sebagainya. aku banyak berbincang denganmu, bukan malah berbincang
tentang acara itu. tapi malah berbincang tentang keluarga kita, masa-masa SMA
dulu. aku senang, karena aku semakin tahu dan semakin mengenalmu.
Monday, 4 November 2013
Teman?
Acara nikah masal yang membuatku sedikit tertawa.
Penghulu mengabsen belasan pasangan yang akan dinikahkan. Wah apa tidak capek? Aku
semakin mengenalmu dan terus mengenalmu, kau yang memperkenalkan dirimu lebih
dalam padaku. Apa mungkin aku yang tidak sengaja berhasil memancingmu untuk
mengenalkan dirimu lebih dalam lagi padaku? Entahlah, seperti ada kecocokan
saat kita bicara satu sama lain. Semakin hari kita semakin dekat.suatu hari
saat berlibur bersama rekan-rekan, kau memberikan hadiah yang sempat kau
janjikan dulu setelah aku sukses dengan pekerjaanku. Sebuah buku yang
mengajariku tentang cara menulis yang baik. Sepertinya kau tau hobiku. Ya, kita
memang sudah saling mengenal satu sama lain. Semakin hari kita semakin dekat.
Wajarkah aku memiliki persaan lain padamu? Salahkah aku mengartikan semua
perhatianmu? Hatiku merasa nyaman di dekatmu. Merasa ada getaran menjulur
keseluruh tubuhku jika kau tatap aku dengan bola matamu. Entah apa namanya?aku
menyimpulakannya ini cinta, atau mungkin sekedar kagum. Aku masih mawas diri
atas semuanya. Aku masih menyadarkan diri agar lebih bijak saat ku membicarakan
soal hati, soal perasaan. Kau orang yang selalu ada dihadapanku saat ku
membutuhkan bantuan. Kenapa kamu mau saja aku suruh? Kenapa kamu mau saja aku
repotkan?
Disaat keadaan genting aku memintamu menjemputku
sepulang kerja malam hari, kau menyempatkan diri. dan dilain waktu kau
beralasan sedang lewat disekitar tempat kerjaku. Tapi kau membawa helm dua,
mungkin sengaja menjemputku. Terkadang tidak ku suruhpun kau menawarkan diri
untuk menjemputku. Kau menungguku pulang di warung kopi sebrang tempat kerjaku.
Kau bilang kau sudah pulang, tapi nyatanya. Kau duduk menggenggam gelas kopimu
sambil menatap kearahku. Aku terbuai sejenak. Lalu menyadarkan diri kembali.
Apa arti semua perhatianmu ini? aku wanita yang segalanya dicampuri dengan
perasaan. Salahkah aku jika memiliki perasaan istimewa padamu? Sepertinya
tidak, hal ini sangat normal dan wajar sekali.
Kau menyempatkan pagi-pagi datang kerumahku untuk
mengantarku kerja. Setelah sampai tempat kerjaku, rasanya ada sesuatu yang aneh
padaku. Setelah beberapa menit berselang perginya kau dari hadapanku.terjadi
sesuatu yang tak ku duga. Aku sakit, seperti alergi atau apa itu terjadi
padaku. Aku mencoba menelpon mu. Sayangnya pulsaku saat itu habis. Aku meminjan
hp atasanku. Aku berhasil menelponmu. Kau datang bak pahlawan yang siap
menolongku. Aku ijin pulang pada bos ku. Aku senang melihatmu sepertinya panik
karena keadaanku. Kau terus menanyakan keadaanku. Aku panik dan terus mengeluh.
Sepertinya kau ikutan panik. Kau mengantarku pulang, lalu mengantarku ke rumah
sakit. Hal yang paling aku benci didunia ini adalah rumah sakit. Tapi dengamu
aku jadi berani. Ketakutanku hilang sejenak. Kau sampai mengantarku kedepan
ruang IGD. Aku disuntik, menyebalkan sekali. Tetapi kau menguatkanku. Denganmu
aku merasa utuh, dan merasa tidak separuh lagi. kau selalu ada disaat keadaan
genting seperti itu. kau seperti ambulan saat ku membutuhkan pertolongan.
Perasaan ini semakin kuat dibuatmu. Setelah kau mengantarku pulang. Kau
mengirimku pesan singkat dengan semua perhatianmu padaku. Aku sangat senang
akan semua itu.beberapa minggu Saat ulang tahunku, kau bukan orang pertama yang
memberikan ucapan. Tapi kau orang yang istimewa yang aku tunggu memberikan
ucapan padaku. Dan dengan kata-kata istimewa kau lantunkan setiap kata yang kau
tulis lewat pesan singkatmu. Dan aku menyimpannya selalu. Beberapa hari
kemudian, aku memintamu mengantarku ke terminal, karena saat itu aku akan
pulang ke kotaku. Awalnya sepertinya kau keberatan, tapi akhirnya kau datang
menjemputku dengan benda digenggamanmu. Kau memberikan hadiah ulang tahunku
yang ku pinta sebelumnya. Mengapa kau memenuhi permintaan ku? Selalu saja
begitu. Kau seseorang yang tak banyak bicara dan tak pandai basi basi. Tapi
semua perlakuanmu padaku itu membuat luluh hatiku. Baru beberapa bulan lalu aku
mengalami patah hati. Tapi kau datang menyembuhkan hati. Tak pernah ada kesedihan
jika bersamamu, dan tidak terlalu berlebihan kebahagiaanku. Karena apa yang
berlebihan itu tidak baik.
saat ku ceritakan tentang kita pada sahabatku, dia
tercengang mendengarnya. Dia mengabarkan bahwa kau sudah memiliki kekasih.
Disitu, hatiku hancur. Entah apa yang harus aku lakukan. Aku mencintai sosok
yang sudah memiliki kekasih. Ya ampun, jadi maksudmu apa selama ini? hanya
mempermainkan ku kah? Hanya menjadikanku pelampiasan? Tapi aku tidak bisa marah.
Aku diam dan mengikuti alur hidup yang ada. Seperti terombang ambing dalam
lautan. Aku tak tahu harus berbuat apa. Sampai aku mencari tahu sosok wanita
itu, wanita yang menjadi kekasihmu. Beberapa waktu berselang, sahabatku
menyuruhmu untuk menjelaskan semua ini padaku. Setelah tak sadar aku membicarakanmu
dengan sahabatku dan ternyata kau ada dibelakangku. Dan itu akhir dari
segalanya. Selang beberapa hari saat kejadian memalukan itu, kau mengajakku
bertemu. Menjelaskan apa yang terjadi diantara kita. Jujur aku tak mengerti apa
yang kau ucapkan. Duduk selama tiga jam berhadapan denganmu membuatku sangat
gerogi. Tapi pandai sekali kau bisa bersikap seperti biasa. Disitu kau
menjelaskan semuanya bahwa kau sudah
memiliki kekasih tapi beberapa waktu lalu sudah memutuskan hubungan. Aku
terkejut, aku takut semua ini karena ku. Aku menyimpulkan pembicaraan kita saat
itu, kau memilih untuk berteman. Aku menerima keputusanmu. Walau sahabatku
bilang, kau tidak menginginkan kan itu. apa daya, aku tak bisa memaksa.disitu
aku belum percaya bahwa yang kau katakan itu sesuai dengan keinginan hatimu.
Aku masih menghubungimu, begitu pun sebaliknya. Seperti tak terjadi apa-apa.
Kau masih saja selalu ada saat aku membutuhkan bantuan. Aku tak ingin di cap
sebagai perebut pacar orang. Tapi bagaimana? Buka sengaja, tapi memang karena
ketidak tahuanku. Aku tak menanyakan hal itu langsung padamu. Rasanya enggan
menanyakan hal itu. status kita memang teman, tapi sepertinya perasaan kita
lebih dari teman. Kenapa kau selalu ada saat aku butuhkan? Selalu hadir saat ku
minta bantuan? Sampai suatu saat, kau mempertegas status kita. Saat kau
mengantarku ke terminal, saat itu aku akan pulang ke kotaku untuk sekedar
menemui orang tuaku. Kau menunda kepergianku sejenak untuk perbincangan kita
yang serius. Status kita sekarang benar-benar teman. Setelah perbincangan itu
usai, kau mengantarku ke bis. Kau tersenyum, seperti isyarat tanda perpisahan.
Akupun tersenyum. Aku naik ke bis, kau pergi melangkahkan kaki. Aku hanya
menatap punggupu yang penuh teka-teki. Ya seperti itu lah adanya. Semua sudah
jelas, tetap saja aku tak bisa jauh. Biar kita tak pernah berkomunikasi lagi
lewat pesan singkat, tapi saat bertemu dan beradu pandang denganmu. Banyak hal
yang tersembunyi dibalik diam mu, dibalik tatapan pekatmu padaku. Dan aku pun
begitu. Kita pergi menelusuri jalan masing-masing. dan aku berusaha tak
menghubungimu saat keadaan genting melandaku. Ku coba menyelesaikan semuanya
seorang diri. dan itu cukup sulit bagiku. Terkadang cinta tak bisa memiliki.
Cukup diam dan mencitai, karena Alloh dapat membolak-balikan hati.
Dia yang mencintaimu selalu ada untukmu. Dia yang
mencintaimu selalu memberikan kabar sesibuk apapun dirinya. Dia yang
mencintaimu selalu ingin bahagia bersamamu, bukan dengan yang lain. Dia yang
mencintaimu dengan tulus, tak akan banyak bicara soal cinta tapi banyak
bertindak untuk cinta.
0 comments:
Post a Comment
JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR YAH ... ;)