NESYA PUSPITA PUTRI

Monday 4 November 2013

Datang dan Hilang




Hampir setahun sudah aku menyendiri tanpa sosorang yang mendampingi. Aku terlalu sibuk untuk mengurusi hal seperti itu, yang pasti ceritanya akan sama dengan kisahku sebelumnya. Jatuh cinta dan kemudian patah hati. Suatu saat, sepupuku mengenalkanku padamu. Lewat chating di line kita saling mengenal. Aku tak menyangka kau sudah mengenalku, dan semakin tak percaya kau yang dulu pernah menjadi tamu ku dirumah nenek ku. Kau datang dengan sepupuku dan rekan yang lain untuk alasan memenuhi undangan seminar. Awalnya aku bersikap biasa, sangat biasa. Bahkan tak menatap wajahmu saat ku menyajikan air dan makanan dihadapanmu. Aku hanya tertunduk dan pergi. Tapi sepupuku mengenalimu padaku. Dengan semua chat mu yang luar biasa garingnya, tapi membuatku tertawa. Sepupuku menyuruhku membalas chat mu di line. Disitu lah kita mulai saling mengenal. Di facebook kita lebih saling mengenal, saat kau memnita ID line ku. Kita sering chating setiap hari. Dari mulai obrolan yang biasa sampai yang luar biasa. Kau mengajakku tertawa, rasanya sudah lama aku tidak tertawa bebas jika menatap layar hp ku. Pembahasan yang biasa tapi menjadi luar biasa saat diperbincangkan denganmu. Kau menjadi teman curhatku setiap hari yang aku lalui. Mungkin karena usia kita yang berbeda beberapa tahun, kau secara tidak langsung mengajariku bersikap dewasa. Dewasa dalam berbicara, bersikap, dan bercanda. Dan aku merasakan perubahan itu. saat sedang asyik aku melihat foto-foto di album fb ku. Aku melihat komentarmu singgah disebuah fotoku. Tapi sayangnya aku mengacuhkan komentarmu. Dan yang lebih parah, komentar itu dari tahun lalau. Ternyata kau mengenalku dari tahun lalu. Dan beberapa kali kau mengirim pesan di fb ku. Mungkin aku kelewatan jutek, tapi ya memang ini lah aku. Aku membahas hal itu padamu, dan ksu mengeluhkan hal itu padaku. Semakin hari semakin dekat saja hubungan kita, ada saja yang dibicarakan. Sesibukanya saat kau kerja, aku menyempatkan diri untuk membalas chat ku di line. Pernah pun kau mengirim pesan audio untukku, kau bernyanyi dengan indah. Sesekali aku selalu mendengarkan suaramu yang tersimpan di memori hp ku. Terkadang kau membuatku kesal dengan tingkahmu yang menyebalkan. Tapi kau mampu membuatku memberikan maaf untukmu dalam sekejap. Kau mengajariku kesabaran saat berhadapan dengan sikap menyebalkanmu. Kau sesekali bahkan sering menggombaliku. Bagaimana aku tidak tersipu? Aku wanita yang sensitif hatinya. Wajar bila ku melayang saat kau lontarkan kata-kata manis padaku. Kau selalu membuat kejutan di pesan singkatmu. Entah itu gombalanmu, sikap menyebalkanmu, atau sekedar permainan yang akutak habis pikir kita melakukannya. Kau bertanya padaku saat dulu aku pernah membeli jus di dekat rumahku. Dengan motor scoopy merah, helm, sarung tangan, masker, dan semua ciri-ciri itu memang ku yakin itu aku. Kau bilang sempat melihatku, tapi aku tidak menyadarinya. Selalu saja aku tidak menyadari akan hadirnu. Yang memang ku ingat saat itu hanya ada satu motor dihadapanku, dan itu laki-laki yang menatapku dengan tajam dan pekat. Aku tidak menggubrisnya, aku tidak menghiraukannya.
 Aku selalu bertanya saat kau pulang kerja. Ngapain aja hari ini? kemana saja? Ada kejadian apa aja? Dan kau menceritakannya dengan detail. Seorang perawat, itu pekerjaan yang mulia menurutku. Kau menceritakan para pasienmu, dan aku senang membaca ceritanya di line ku. Dan kau pun tak kalah menanyakan kesibukan hariku. Biar kita belum bertemu secara resmi, tapi dengan hal ini aku dapat mengenalimu dari semua ceritamu. Kau memberikanku perhatian yang lebih, yang sudah lama tak aku rasakan. Kecuali dari orang tuaku. kau pernah menelpon ku, hanya gelak tawa yang memecah malam itu. biar kita berbeda kota,tapi rasanya dekat saat kita bertukar cerita dan bertukar pikiran. Kau mendewasakan aku dengan sikapmu yang lembut. Pada saat kau wisuda, aku tak datang. Dan memang tidak berhak, aku pun enggan. Aku hanya membuat gambar sketsa lelaki yang sedang memkai toga, lengkap seperti lelaki yang sedang berwisuda. Itu hadiah yang ku berikan padamu. Kau selalu menanyakan kapan aku pulang ke kotaku. Saatnya tiba aku pun pulang. Kau dengan semangat ingin menemuiku, akupun begitu. Penasaran akan sosokmu yang hanya kulihat lewat foto di fb saja. Malam itu sepulang aku makan-makan dengan temanku kau menemuiku. Apa kau tau bagaimana keadaanku mempersiapkan diri untuk bertemu denganmu? Aku sibuk dengan penampilanku, aku sibuk menenangkan diri dari keresahan dan groginya diriku. Menahan gejolak hati yang tak karuan saat itu. saat aku menunggumu di depan rumah temanku, rasanya jantungku akan copot. Gila saja, tanganku gemetar hebat. Ku kepal tanganku dan ku tenangkan diri. kau datang dihadapanku dengan tersenyum, ku sambut senyumanmu dengan senyuman selamat datang dariku. Saat itu kita tidak bertemu dirumahku, kebetulan aku sedang menginap dirumah temanku. Jadi kita bertemu dirumah temanku. Kau duduk, aku duduk. Sejenak terlarut dalam keheningan. Kau membuka pembicaraan. Dengan gerogi aku menyambut perbincanganmu malam itu, entah seperti apa tingkahku saat itu. sikap menyebalkanmu kambuh, kau menatapku pekat. Aku tertunduk malu dan tersenyum. Kau malah tertawa dan mengulangi hal itu terus menerus. Rasanya ingin sekali aku mengunyahmu saat itu. kau laki-laki pertama yang membuatku tertunduk malu. Karena biasanya aku malah melawan dan mengangkat kepala saat ada lelaki yang memandangku. Tapi kau beda, kau mampu membuatku tersipu. Aku tak dapat berkutik dihadapanmu. Aku yang lincah, aku yang bawel, aku yang heboh,aku yang selalu mengeraskan suara, seakan semua sirna, aku berubah menjadi aku yang anggun dan pemalu. Itu sangat diluar kewajaran. Kau mampu mengubah diri yang keras ini menjadi lembut dengan keanggunan. Kau mencairkan sedikit suasana dengan candaanmu. Giliranku yang memperhatikan setiap tingkahmu. Saat mata kita beradu, aku hanya terdiam. Tak berani menatapmu lama. Aku terjebak denganmu beberapa jam, karena diluar sana sedang turun hujan.kau selalu melihatku dengan pekat, dan itu semakin membuatku diam dan tertunduk. Kau malah menambah aku salah tingkah dengan menggeserkan tubuhhmu duduk mendekatiku. Aku refleks menjauh dan kesal. aku yang pemberani seketika jadi pemalu dan grogi. Ini memang sudah tidak wajar alias abnormal. Hujanpun reda, kau berpamitan pulang jam 11 malam. Dan pintarnya kamu saat itu tak membawa jas hujan saat keadaan seperti ini. perjalanan dari rumah temanku kerumahmu 1 jam. Kau sudah melakukan sedikit pengorbanan dan aku suka itu. kau mengajakku main keesokan harinya, tapi keesokan harinya aku mendapati kabar bahwa kau demam. Aku merasa bersalah saat itu. tapi itu bukan kemauan ku bertemu dimalam itu, kau yang memaksakan diri bertemu denganku dimalam itu. biar tak bertemu asal kau sehat dahulu. Tapi kau bilang akan membayar pertemuan kita. Tapi beberapa kali hal itu gagal. Sampai beberapa hari kemudian barulah kita bertemu. Aku mulai membiasakan diri, dan mulai menghilangkan rasa grogiku saat bertemu denganmu. Kita bercengkrama bersama melawati malam itu. kedewasaanmu yang gagah membuatku terbuai dalam lamunan masa depan denganmu. Aku mulai menyukaimu, mulai resah saat tak ada kabar darimu, selalu gembira saat ada pesan darimu. Sesingkat itu kah cinta? Tidak tidak, aku harus bijak. Tapi hati ini tak dapat ku kendalikan. Hati ini terpenuhi dengan namamu. Kau terlalu cepat menghipnotisku. Sosok yang jenaka namun dewasa. Kau yang membuatku berani bermimpi berani bercita-cita tinggi. Aku terlalu sibuk dengan semua anganku bersamamu tanpa berfikir apakah kau sama seperti ku? Kita masih saling memberi kabar. Tapi hari berganti hari, aku merasakan ada yang berubah pada dirimu. Kau jarang memberikanku kabar, sudah tak ada canda tawa di pesanmu, tak ada perhatian lebih lagi padaku. Aku yang tak bisa jauh selalu mengalah, aku menanyakan kabarmu karena kekhawatiranku. Tapi sepertinya kau tidak merasakan itu. Semakin hari kau semakin berubah, beberapa kali tak membalas pesan singkatku. Kau hilang entah kemana. Seenaknya kau perlakukan ku seperti ini, kau datang dan hilang begitu saja saat kau telah berhasil membangun puing-puing khayalku bersamamu di masa depan. Walau tak ada status pacaran aku bahagia denganmu. Aku tak ingin memulai semuanya dengan pacaran, aku ingin berta’aruf denganmu menjalin hubungan yang serius denganmu dengan melawati proses dan tahap tahap itu. tapi kau menghilang, mengaburkan semua impian yang ku rangkaikai setiap harinya. Sepertinya aku tak pernah bijak memelih seseorang untuk teman hidupku. Aku mencoba menjadikanmu jodohku dengan cara menghormatimu dan mencintaimu. Tapi kau menghilang begitu saja tanpa pamit. Setidaknya kalau memang kau tak merasa cocok dnganku, jelasnya secara detail padaku. Bukan datang dan hilang seenakmu tanpa memikirkan persaanku. Sesaat kau membuatku melayang terbang dan lalu kau menjatuhkanku. Bukan dengan perlahan tapi langsung benar benar menjatuhkan ku. Tak ada kesiapapn apapun dariku. Aku hanya menerimanya. Sesekali aku menghubungimu untuk sekedar menanyakan kabarmu. Tapi kau tak seperti dulu, sikapmu dingin. Tapi apa berhak aku memintamu kembali seperti dulu? rasanya tidak. aku tak mau membahas lagi tentang cinta. Apa artinya semua ini saat kau sudah berani membangun puing-puing harapanku bersamanya? kau pernah bilang, kau suka wanita yang pandai masak. Aku bilang aku akan berusaha untuk bisa. Dan aku tahu, memasak itu mudah, dan aku bisa melakukannya. Aku hanya merendah hati dihadapanmu. Makanan apa yang kau inginkan? Akan ku buatkan semuanya untukmu. Hanya sekedar sayur? Kue? Makanan kering? Aku bisa melakukannya. Tak ada berhak aku memintamu kembali seperti dulu, memintamu kembali padaku. Kau layak mendapatkan cinta yang lebih dariku. Dengan semua kelebihanmu aku yakin kau akan mendapatkan sosok yang jauh lebih baik daripada ku. Dan biarkan aku disini diam dan menantikan jodohku yang sudah tertulis lauhul mahfudz untukku. Tapi hati ini selalau berharap kau kembali, mungkin saja kau berubah pikiran. Karena hanya kau yang mampu mebuatku tumbuh menjadi sosok wanita yang sempurna, yang anggun, bertanggung jawab, dan mencintaimu dengan tulus. Aku tak menanyakanmu kabar bukan berarti aku tak peduli, aku selalu memperhatikanmu lewat sosoal media. Aku tak berani, karena aku tak berhak. Dan akhirnya akupun terjebak dalam kisan cinta yang seperti ini lagi. kutahu tak ada kisah cinta yang dapat terhindar dari air mata. Tapi, bagaimana kita bijak dalam memilih cinta. Dan kau datang kemudian hilang.
Aku tidak kapok jatuh cinta. Hanya saja aku belum dapat membentengi diri dari yang memberikanku harapan palsu. Semakin aku mengenal banyak lelaki, semakin aku harus bijak dalam memilih teman hidupku selamanya, bahagia bersamanya dan sukses bersamanya,.

0 comments:

Post a Comment

JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR YAH ... ;)

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons