Sutradara : Nesya Puspita Putri
Script Writer : Nesya Puspita Putri
Pemain :
Orang munafik
(hitam atau merah)
1.
Nesya
Pengingat
(putih)
1. Miftah
2. Azimah
Korban
(abu)
1. Imas
2. Idah R
3. Sheira
4. Mutmainah
Penyanyi
(pink)
1. Hasna
Tilawa/saritilawah
(putih)
1. Idah
S
2. Indah
Naskah :
Para pemain mengenakan
topeng dan kostum. Ditambah musik tradisional yang mengiringi tarian topeng
para penari. Semua berjalan dari belakang kursi penonton menuju panggung sambil
menari. Setelah sampai panggung, pemain menari sambil mengelilingi panggung berpola
lingkaran sebanyak 1x. Semua diam seperti patung dengan pola acak. (orang
munafik) membaca puisi. Yang lainnya diam mematung. Setelah Nesya, Intan dan
Hafidz membaca puisi mereka diam mematung. (penasihat) membaca puisi. (korban)
merespon puisi penasehat. Orang munafik diam. setelah Imas membaca puisi dia
diam. Kemudian (korban) membaca puisi. Dan klimaks. Disitu korban menghakimi
orang munafik. Mereka duduk di bawah sambil di hakimi. Setelah selesai puisi,
lampu panggung mati. Tiba-tiba Idah S dan Indah maju ke atas panggung sambil
disorot lampu. Idah membacakan ayat al-Qur;an dan Indah membacakan artinya tentang
orang-orang munafik. Semua lakon berkumpul di atas panggung, orang munafikberdiri
kumpul dengan yang lain.Setelah Idah dan Indah selesai. Hasna datang dan
menyanyikan lagu. The end.
Puisi
orang munafik
Ku tutup muka ini dengan topeng oasis
Tampilkan
muka tenang tanpa beban
Tanpa
amarah, tanpa benci
Tanpa
lelah, tanpa dosa
Aku
bahagiakan yang lain
Ku
cipta cerita diatas kertas duniaku dan mereka percaya aku
Aku
adalah kebohongan itu
Tapi
gelak tawaku menggema membahana
aku
menikmati kebahagiaan yang aku tak punya
Bersandiwara,
atas kepiluan yang ku jalani
dan
sesaat engkau tertunduk dan terpuruk
Suara
nyanyian tak
Bermakna,
menusuk, melilit, memenuhi
Rongga-rongga
telinga hingga ke hati
Merabah,
mencari mangsa yang terlena
Goresan
kuku kemunafikan mencakar dinding keikhlasan
Sambil
mengulurkan lidah kefitnahan
Dan
bertapak diatas kaki kebohongan
Puisi
Pengingat dari orang munafik
Lihatnya dibaliknya
Warna yang terpancar
Suara yang terdengar
Lihatlah dibaliknya !
Kau tahu ?
Ada yang sembunyi
Ada yang tertutupi
Kau dengar ?
Lihatlah dibaliknya
Dibalik topeng megahnya
Jangan gunakan mata
Jangan gunakan telinga
Kalau bisa gunakan
tanganmu
Tarik
Cabik
Koyak isinya
Dan lihat !
Hatinya, tempat
penyimpanannya
Hatinya, dibalik topeng
megahnya
Lihatlah !
Waspadalah, waspadalah
kemunafikan bukan hanya karena ada jalan
Tetapi juga karena ada kesempatan.
Ingat, ingat,
ingat......
Puisi
Korban orang munafik
Sialan.
Kau
memang iblis yang menggoda manusia dahulu
Pantas
saja sekilas ku melihat tawa atau
Senyuman
yang penuh kepalsuan
Ternyata dihadapankau ada seribu wajah-wajah
Dan
bodoh
Cuma
kepedihan yang ada di diriku
Dan
keriangan yang kau tunjukkan padaku
Tapi
kau melunyah lumat-lumat segala kepercayaanku
Cuma
kehampaan yang ada dijiwaku
Tapi
gelak tawamu menggema membahana
Siapa
sebenarnya yang ku bohongi?
Aku
atau dirimu sendiri ‘hey orang munafik’
Sedang
kau menikmati kebahagiaan yang aku tak punya
Kau
bersandiwara, atas kepiluan yang ku jalani
Lepaslah
topeng busukmu
Tanpa
itu kau hanya debu yang tertiup angin berlalu
Bahwa
wajah aslimu menyeramkan
Sangat
menyeramkan
Penuh
beban, penuh amarah
Penuh
benci, penuh lelah, penuh dosa
Wajah
yang sebagian kecil manusia miliki
Dengan
bangga kau menggenakan topeng dikubangan
Sambil
menggadahkan kebongkahan,kecongkakkan diri sendiri
Menyingkir,
lalu pergi dari penyakit hati
Jangan
merenda syair tanpa alunanya
Bangkit,
tunjukan jati diri
Tanpa
rasa iri dan benci
Berani
tuk kehadapan tanpa bisikan setan
perlahan-lahan
ciptakan damai dalam kehidupan
Panggung Sandiwara
Achmad Albar
Dunia ini panggung
sandiwara
Cerita yang mudah
berubah
Kisah Mahabarata atau
tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu
peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada
peran berpura-pura
Mengapa
kita bersandiwara
Mengapa
kita bersandiwara
Peran
yang kocak bikin kita terbahak-bahak
(hahahahahaha)
Peran
bercinta bikin kita mabuk kepayang (Mabuk
kepayang) sambil akting
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagai
jembatan kehidupan
Mengapa
kita bersandiwara
Mengapa
kita bersandiwara
Reff :
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan
jembatan kehidupan
Mengapa
kita bersandiwara
Mengapa
kita bersandiwara
7 comments:
assalamualaikum
di judul artikel ini ada tulisan pada ulang tahun KPI 15 april 2014, itu maksudnya KPI UIN SGD atau bukan?
assalamualaikum
di judul artikel ini ada tulisan pada ulang tahun KPI 15 april 2014, itu maksudnya KPI UIN SGD atau bukan?
selamat malam.. mohon izin, saya ingin menggunakan naskah ini untuk praktek.. tetapi, saya butuh gambaran berupa videonya.. saya coba cari di youtube ternyata tidak ketemu.. boleh saya meminta soft copy video ini sebagai contoh ?
Lagu apa yang cocok untuk artikel ini
Kalo bisa saya juga
Mohon izin, saya ingin menggunakan naskah ini untuk tugas praktek🙏
Post a Comment
JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR YAH ... ;)