Di pengujung tahun
2015 ini kan kau sematkan cincin dijari manisku. Kau ikat aku dalam sebuah
hubungan yang menjadi pijakan pertama kita dalam sebuah ikatan pernikahan. Dua keluarga
yang akan menjadi satu kesatuan keluarga besar, aku dan kamu yang menjadi
perantara semua itu. yakin kah kau dengan pilihan mu? Memilih aku yang akan
menjadi istri dan ibu dari anak-anakmu kelak? Menjalin cinta kasih di dunia
hingga ke surga? Terlalu banyak pertanyaan bila semua kata tersurat begitu
saja.
Statusku yang masih
menjadi mahasiswa disalah satu universitas menjadi pertimbangan yang besar. Semester
6 yang menjadi titik kejenuhan ku dalam pendidikan ini. Tapi kehadiranmu dan
niat tulusmu mempersuntuingku menjadi kekuatan besar yang mengharuskan ku
segera menyelesaikan studiku dan segera mengganti satus menjadi sarjana dan
istri mu. Dengan sabar kau menggu ku, dengan ikhlas kau membantuku dalam
perjalanan yang berliku. Usia yang baru menginjak 20 tahun ini cukup sulit
bagiku. Banyak tanggung jawaab yang aku ku emban, mungkin itu proses
pendewasaan. Tapi mengerrti lah, jangan paksakan aku mengejar sikap dan pikiran
dewasa mu yang jauh dari usia ku. Biarkan aku bermain dan bebas berkarya dengan
komunitas dan teman-teman ku sebelum aku mengabdi padamu wahai calon suamiku. Aku
pun tak pernah lelah untuk belajar mendalami agama dan ilmu untuk berumah
tangga. Menjelajahi setiab website yang tersedia artikel-artikel yang membahas
segalanya tentang pranikah dan pasca nikah. Berguru dari satu ustadz ke ustadz
lain dan mengikuti sekolah pranikah demi ilmu yang kelak ku dapat. Mengertilah,
kesibukanku saat ini adalah dimana untuk memuaskan hasrat ku yang menggebu. Masa
muda masanya berkarya. Agar kelak aku menjadi orang yang berjaya. Bukan hanya
untuk diriku, tapi juga kamu dan keluarga.
Mengertilah, sikap kekanak-kanakan ku yang mungkin
membuatmu kesal. “Tidak ada yang ideal selama di dunia. Ketika kita berprinsip
saling menerima kekurangan masing-masing, proses perbaikan akan mudah
dijalankan. Menerima
kekurangan tentu saja bukan untuk didiamkan, tapi rela menerima untuk kelak
sama-sama saling memperbaiki.” Kutipan yang kuambil dari seorang hamba Allah. Aku mencintai segala
kekuranganmu,cintai juga aku dengan kekuranganku. Jangan tuntut aku menjadi apa
yang kau mau. Tapi cintai aku agar hatiku luluh dan menjadi istri yang patuh
bagimu. Percayalah, kau pria yang luar biasa untukku. Kelembutan sikapmu,
santunnya tutur katamu, dan sikap humorismu mampu mencuri hatiku. Bahkan kau
mampu mengetahui pribadiku jauh dari apa yang ku tahu. Terimakasih untukmu yang tak pernah
lelah mendampingiku untuk menjadi sosok wanita yang dewasa, anggun dan
bersahaja.
1 comments:
wweeeeeewww :D
Post a Comment
JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR YAH ... ;)