NESYA PUSPITA PUTRI

Thursday 29 May 2014

Drama Musikalisasi Puisi “ORANG-ORANG MUNAFIK” Karya Nesya Puspita Putri Dimainkan pada pementasan ulang tahun KPI 15 April 2014

Drama Musikalisasi Puisi   “ORANG-ORANG MUNAFIK”  Karya Nesya Puspita Putri  Dimainkan pada pementasan ulang tahun KPI 15 April 2014

Sutradara         : Nesya Puspita Putri
Script Writer   : Nesya Puspita Putri
Pemain                        :
Orang munafik (hitam atau merah)
1.      Nesya
Pengingat (putih)
1.      Miftah
2.      Azimah
Korban (abu)
1.   Imas
2.     Idah R
3.    Sheira
4.    Mutmainah
Penyanyi (pink)
1.      Hasna
Tilawa/saritilawah (putih)
1.      Idah S
2.      Indah

Naskah                        :
Para pemain mengenakan topeng dan kostum. Ditambah musik tradisional yang mengiringi tarian topeng para penari. Semua berjalan dari belakang kursi penonton menuju panggung sambil menari. Setelah sampai panggung, pemain menari sambil mengelilingi panggung berpola lingkaran sebanyak 1x. Semua diam seperti patung dengan pola acak. (orang munafik) membaca puisi. Yang lainnya diam mematung. Setelah Nesya, Intan dan Hafidz membaca puisi mereka diam mematung. (penasihat) membaca puisi. (korban) merespon puisi penasehat. Orang munafik diam. setelah Imas membaca puisi dia diam. Kemudian  (korban)  membaca puisi. Dan klimaks. Disitu korban menghakimi orang munafik. Mereka duduk di bawah sambil di hakimi. Setelah selesai puisi, lampu panggung mati. Tiba-tiba Idah S dan Indah maju ke atas panggung sambil disorot lampu. Idah membacakan ayat al-Qur;an dan Indah membacakan artinya tentang orang-orang munafik. Semua lakon berkumpul di atas panggung, orang munafikberdiri kumpul dengan yang lain.Setelah Idah dan Indah selesai. Hasna datang dan menyanyikan lagu. The end.

Puisi orang munafik

Ku tutup muka ini dengan topeng oasis
Tampilkan muka tenang tanpa beban
Tanpa amarah, tanpa benci
Tanpa lelah, tanpa dosa
Aku bahagiakan yang lain
Ku cipta cerita diatas kertas duniaku dan mereka percaya aku
Aku adalah kebohongan itu
Tapi gelak tawaku menggema membahana
aku menikmati kebahagiaan yang aku tak punya
Bersandiwara, atas kepiluan yang ku jalani
dan sesaat engkau tertunduk dan terpuruk
Suara nyanyian tak
Bermakna, menusuk, melilit, memenuhi
Rongga-rongga telinga hingga ke hati
Merabah, mencari mangsa yang terlena
Goresan kuku kemunafikan mencakar dinding keikhlasan
Sambil mengulurkan lidah kefitnahan
Dan bertapak diatas kaki kebohongan


Puisi Pengingat dari orang munafik
Lihatnya dibaliknya
Warna yang terpancar
Suara yang terdengar
Lihatlah dibaliknya !
Kau tahu ?
Ada yang sembunyi
Ada yang tertutupi
Kau dengar ?
Lihatlah dibaliknya
Dibalik topeng megahnya
Jangan gunakan mata
Jangan gunakan telinga
Kalau bisa gunakan tanganmu
Tarik
Cabik
Koyak isinya
Dan lihat !
Hatinya, tempat penyimpanannya
Hatinya, dibalik topeng megahnya
Lihatlah !
Waspadalah, waspadalah kemunafikan bukan hanya karena ada jalan
Tetapi juga karena  ada kesempatan.
Ingat, ingat, ingat......

Puisi Korban orang munafik
Sialan.
Kau memang iblis yang menggoda manusia dahulu
Pantas saja sekilas ku melihat tawa atau
Senyuman yang penuh kepalsuan
Ternyata  dihadapankau ada seribu wajah-wajah
Dan bodoh
Cuma kepedihan yang ada di diriku
Dan keriangan yang kau tunjukkan padaku
Tapi kau melunyah lumat-lumat segala kepercayaanku
Cuma kehampaan yang ada dijiwaku
Tapi gelak tawamu menggema membahana
Siapa sebenarnya yang ku bohongi?
Aku atau dirimu sendiri ‘hey orang munafik’
Sedang kau menikmati kebahagiaan yang aku tak punya
Kau bersandiwara, atas kepiluan yang ku jalani
Lepaslah topeng busukmu
Tanpa itu kau hanya debu yang tertiup angin berlalu
Bahwa wajah aslimu menyeramkan
Sangat menyeramkan
Penuh beban, penuh amarah
Penuh benci, penuh lelah, penuh dosa
Wajah yang sebagian kecil manusia miliki
Dengan bangga kau  menggenakan topeng dikubangan
Sambil menggadahkan kebongkahan,kecongkakkan diri sendiri
Menyingkir, lalu pergi dari penyakit hati
Jangan merenda syair tanpa alunanya
Bangkit, tunjukan jati diri
Tanpa rasa iri dan benci
Berani tuk kehadapan tanpa bisikan setan
perlahan-lahan ciptakan damai dalam kehidupan

Panggung Sandiwara
Achmad Albar
Dunia ini panggung sandiwara
Cerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada peran berpura-pura
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Peran yang kocak bikin kita terbahak-bahak (hahahahahaha)
Peran bercinta bikin kita mabuk kepayang (Mabuk kepayang) sambil akting
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagai jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Reff :
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara

7 comments:

Sriyanti Jamilah said...

assalamualaikum
di judul artikel ini ada tulisan pada ulang tahun KPI 15 april 2014, itu maksudnya KPI UIN SGD atau bukan?

Sriyanti Jamilah said...

assalamualaikum
di judul artikel ini ada tulisan pada ulang tahun KPI 15 april 2014, itu maksudnya KPI UIN SGD atau bukan?

Berliana Putri Claresta said...
This comment has been removed by the author.
Berliana Putri Claresta said...

selamat malam.. mohon izin, saya ingin menggunakan naskah ini untuk praktek.. tetapi, saya butuh gambaran berupa videonya.. saya coba cari di youtube ternyata tidak ketemu.. boleh saya meminta soft copy video ini sebagai contoh ?

Unknown said...

Lagu apa yang cocok untuk artikel ini

Unknown said...

Kalo bisa saya juga

Unknown said...

Mohon izin, saya ingin menggunakan naskah ini untuk tugas praktek🙏

Post a Comment

JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR YAH ... ;)

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons